
Sejarah Peribahasa
Kumpulanperibahasa.web.id – Peribahasa ini membicarakan keunggulan pemikiran yang berasal dari pengalaman hidup dan ketajaman pengamatan masyarakat terhadap alam sekitarnya.
Perbandingan sesuatu peristiwa dengan cerita yang masyhur.
Hasil kiasan tentang benda-benda dan peristiwa-peristiwa biasa yang berlaku dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Terdapat peristiwa yang hasil daripada hasil kepercayaan masyarakat.
Berasal daripada bahasa kiasan yang digunakan pada sesuatu tempat atau masa tertentu dan kemudian terkenal kepada umum.
Peribahasa juga berasal dari cerita-cerita yang masyhur kejadian-kejadian yang luar biasa yang dijadikan perbandingan.
Peribahasa timbul hasil daripada pemerhatian orang dahulu terhadap benda-benda yang ada dalam kehidupan mereka.
Peribahasa timbul akibat kepercayaan terhadap sesuatu kuasa yang luar biasa atau dari peraturan-peraturan biasa dalam kehidupan seharian.
FUNGSI PERIBAHASA
Terdapat beberapa fungsi peribahasa dalam kehidupan masyarakat seharian yaitu:
Peribahasa indonesia sebagai pemberi pengajaran- peribahasa mengingatkan individu tentang pelbagai kemungkinan yang akan datang, membuat pilihan untuk bertindak,
Peribahasa memberikan gambaran kepelbagaian hidup manusia.
Peribahasa memberi teguran.- bertujuan menegur atau melarang membuat sesuatu.
Baca juga : Peragaan Membaca Puisi
Contoh Peribahasa Indonesia
air beriak tanda tak dalam > orang yang banyak bicara biasanya kurang ilmunya.
air tenang menghanyutkan > orang yang pendiam biasanya banyak ilmunya.
asam di darat, garam di laut, bertemu di belanga > kalau sudah jodoh, walaupun jauh bertempat tinggal pasti bertemu juga.
ayam bertelur di padi mati kelaparan > orang yang selalu kekurangan, meskipun penghasilannya banyak.
air cucuran atap, jatuhnya ke pelimbahan juga > sifat orang tua pasti menurun pada anaknya.
air susu dibalas air tuba > kebaikan dibalas kejahatan.
ada gula ada semut > dimana ada kesenangan di situlah banyak orang datang.
bagai air di atas daun talas > orang yang tidak punya pendirian yang tetap.
bagaikan api dengan asap > persahabatan yang abadi
bagai anak ayam kehilangan induk > bercerai berai karena kehilangan tumpuan.
biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu > biarpun banyak rintangan dalam usaha kita, kita tidak boleh putus asa.
bagai kebakaran jenggot > bingung tak karuan.
bagai makan buah simalakama, dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati > melakukn dua pekerjaan yang sama-sama berbahaya.
bak pinang dibelah dua > sama benar / serupa benar
berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi > orang belajar haruslah bersungguh-sungguh tidak boleh setengah-setengah.
berani karena benar, takut karena salah > orang yang bersalah senantiasa dalam ketakutan.